UNTITLED_01

"Jongwoon-ah apa yang kau lakukan? Mengapa kau membatalkan pernikahanmu dengan Hyohoon?" tanya Nyonya Kim. Jongwoon hanya tertunduk dan diam.

"Jongwoon-ah, jawab Ibu! Mengapa kau melakukan ini? Apa kau tidak kasihan dengan Hyohoon? Kau mempermainkan perasaannya! Ibu tidak percaya kau melakukan ini Jongwoon-ah. Mengapa kau tega sekali? Hyohoon sangat mencintaimu keluarganya pun sangat baik kepadamu. Aigoo.. Ibu sama sekali tidak menyangka setelah semua persiapan hampir sempurna dengan mudahnya kau membatalkan semua ini. Apa kau tahu bagaimana perasaan Hyohoon sekarang? Dia bahkan belum mau keluar kamar sampai sekarang. Kau sangat kekanakan Jongwoon-ah. Ibu sangat kecewa padamu." lanjut Nyonya Kim dengan penuh emosi. Jongwoon hanya diam mendengarkan omelan Ibunya.

"Kim Jongwoon, katakan mengapa kau melakukan semua ini?" tanya Tuan Kim dengan nada pelan namun memaksa.

"Aku merasa Hyohoon bukanlah orang yang tepat untukku. Aku tidak ingin mengambil resiko untuk menikah lalu gagal. Aku ingin pernikahan sekali untuk selamanya. Aku ingin membangun rumah tangga yang selama ini aku impikan, aku hanya ingin hidup dengan satu orang untuk selamanya dan setelah aku pikirkan lagi Hyohoon bukanlah orang yang tepat. Kami terlalu berbeda. Membayangkan hidup selamanya dengannya saja aku sudah tidak tahan. Jadi aku putuskan untuk mengakhiri segalanya."

"Bagaimana bisa kau mengatakan semua itu? Kemana kata-katamu dulu yang kau katakan saat kau ingin kami menemui keluarga Hyohoon? Mengapa tiba-tiba seperti ini?" tanya Nyonya Kim tidak percaya.

"Kemarin aku terlalu terburu-buru dan terbuai dengan cinta kini aku baru sadar bahwa aku melakukan hal yang salah. Kami belum terlalu lama mengenal, aku belum mengetahui dirinya yang sebenarnya."

"YA KIM JONG WOON!" bentak Nyonya Kim karena tidak percaya dengan perkataan anaknya itu.

"Maafkan aku, aku harus kembali ke kamar masih banyak pekerjaannya yang harus kuselesaikan. Selamat malam." Jongwoon segera berdiri dan meninggalkan kedua orang tuanya yang masih tidak percaya dengan sikapnya. Saat keluar ia melihat Baekhyun berada di depan pintu.

"Baekhyun-ah." kata Jongwoon saat melihat Baekhyun.

"Apa yang tadi kalian bicarakan? Membatalkan? Apa yang dibatalkan?"

"Baekhyun-ah."

"APA YANG KAU LAKUKAN HYUNG?" bentak Baekhyun. Kedua orang tuanya langsung keluar saat mendengar teriakan Baekhyun.

"Ada apa ini?"

"Ibu jelaskan padaku apa yang hyung lakukan? Apa yang dibatalkan?" tanya Baekhyun pada Ibunya.

"Baekhyun-ah aku bisa jelaskan ini semua." kata Jongwoon.

"Apa ini semua karena aku?" tanya Baekhyun menatap Jongwoon, Jongwoon hanya diam.

"Ternyata benar apa yang orang katakan kalau aku ini pembawa sial." lanjut Baekhyun.

"Baekhyun-ah!" Nyonya Kim langsung berlari kearah Baekhyun dan merangkul bahunya. "Apa yang kau katakan?"

"Karena aku Ayahku meninggalkan Ibuku. Karena aku Ibuku pergi dan meninggalkan aku juga kakakku. Karena aku pula kakakku meninggal dan sekarang karena aku kau membatalkan pernikahanmu. AKU INI MEMANG PEMBAWA SIAL!!" teriak Baekhyun di depan Jongwoon lalu dia pun pergi. Nyonya Kim segera menyusul Baekhyun.

"Jongwoon-ah jelaskan pada Ayah ada apa sebenarnya?" tanya Tuan Kim yang berada disamping Jongwoon.

* * *

"Baekhyun-ah ini Ibu." kata Nyonya Kim mengetuk pintu kamar Baekhyun.

Tidak ada jawaban sama sekali dari dalam, Nyonya Kim pun langsung masuk kedalam kamar dan melihat Baekhyun dipojok kamar sambil memeluk lututnya dan menangis. Nyonya Kim pun segera menghampiri putra bungsunya tersebut.

"Baekhyun-ah." Baekhyun hanya menangis, Nyonya Kim memeluk tubuh putranya dengan erat.

"Aku ini pembawa sial." kata Baekhyun pelan.

"Tidak. Tidak. Kau bukan pembawa sial nak. Kau adalah malaikat, kau adalah malaikat kecil Ibu. Ibu menyayangimu Baekhyun-ah. Ibu akan selalu menyayangimu." Nyonya Kim mengecup kening putranya dan mempererat perlukannya, Baekhyun pun semakin mendekatkan tubuhnya pada Nyonya Kim.

* * *

"Kenapa kau tidak mengatakannya pada kami Jongwoon-ah? Apa kau pikir ini yang terbaik? Apa ini yang Baekhyun inginkan? Tidak Jongwoon-ah. Lihatlah tadi. Dia malah berfikir semua ini adalah kesalahannya."

"Maafkan aku Ayah."

"Sekarang apa yang akan kau lakukan?" Jongwoon diam. "Jongwoon-ah."

"Aku tidak tahu."

"Kau mencintai Hyohoon?" Jongwoon mengangguk. "Kau ingin menikah dengannya?" Jongwoon kembali mengangguk. 

"Selesaikan masalahmu. Bicarakan baik-baik dengan Baekhyun dan juga Hyohoon serta keluarganya." Jongwoon kembali mengangguk.

* * *

Baekhyun sudah tertidur pulas ditempat tidurnya dan Nyonya Kim pun masih setia memeluk dan mengusap kepala Baekhyun. Nyonya Kim sangat menyayangi Baekhyun. Sejak pertama kali Jongwoon mempertemukannya dengan Baekhyun Nyonya Kim sudah menganggapnya sebagai anaknya sendiri. Nyonya Kim akan selalu melindungi Baekhyun. 

Setelah yakin Baekhyun tertidur pulas Nyonya Kim bangun dari tempat tidur dan menyelimuti tubuh Baekhyun dengan selimut lalu mengecup kening putranya. Saat ingin keluar dari kamar Baekhyun Nyonya Kim melihat meja belajar Baekhyun yang berantakan, dia pun bermaksud untuk merapikannya. Saat merapikannya Nyonya Kim melihat sebuah buku terbuka dan melihat ada foto seorang gadis dan seorang anak laki-laki yang tertempel dibuku itu, Nyonya Kim pun membaca tulisannya yang ada buku tersebut. 

Nyonya Kim mulai mengerti dengan semua yang dikatakan Baekhyun tadi. Perlahan dia menutup buku itu dan menyimpannya dengan rapi. Saat keluar dari kamar Nyonya Kim bertemu dengan Jongwoon yang sedang menuju kamar Baekhyun.

"Ibu bagaimana keadaan Baekhyun?"

"Dia baik-baik saja dan sekarang dia sudah tidur." Jongwoon menghela nafas lega.

"Jongwoon-ah."

"Iya bu?"

"Apakah ini semua ada hubungannya dengan Baekhyun? Alasan kau membatalkan pernikahanmu dengan Hyohoon ada hubungannya dengan Baekhyun?" Jongwoon diam.

"Ibu tidak sengaja membaca catatan harian Baekhyun, kalau kau mengira membatalkan pernikahan kalian adalah hal yang terbaik dan hal yang Baekhyun inginkan kau salah. Kau lihat reaksinya tadi? Apapun alasannya Ibu tidak ingin melihat Baekhyun bersikap seperti itu lagi. Kau paham?" kata Nyonya Kim tegas, Jongwoon mengangguk. 

"Sekarang tidurlah. Pikirkan dan selesaikan masalah ini semua." Nyonya Kim pergi meninggalkan Jongwoon yang masih diam ditempatnya. Jongwoon melihat pintu kamar Baekhyun yang ada didepannya. 

Dengan perlahan Jongwoon membuka pintu kamar Baekhyun dan masuk kedalam. Jongwoon menghampiri Baekhyun yang sedang tidur dan mengusap kepalanya. Jongwoon sangat menyayangi Baekhyun dan berjanji akan selalu menjaga serta membuatnya bahagia. Baekhyun adalah adiknya, adik kesayangannya. Setelah beberapa saat Jongwoon pun keluar dari kamar Baekhyun.



---oo0oo--

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKEMBANGAN MUSIK DARI ZAMAN KE ZAMAN

Psikologi Lintas Budaya