Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2011

Awan

Yang disebut awan adalah titik-titik air yang ada di dalam udara. Proses terbentuknya adalah udara yang naik ke angkasa akan menjadi dingin dan menyebabkan kelembapan relatif udara bertambah. Keadaan dingin menyebabkan udara tidak mampu menahan air. Pada ketinggian tertentu udara akan menjadi jenuh sehingga terjadi proses pengembunan dimana uap air yang dikandung oleh udara tersebut menjadi titik-titik air. Awan dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu : 1. Awan sirrus, terbentuk seperti bulu atau serat. Awan ini dapat dilihat pada saat cuaca sedang baik tetapi seringkali awan ini juga menandakan akan adanya hujan yang akan turun. 2. Awan kumulus, seperti tumpukan bola-bola kapas. Awan ini memedakan cuaca yang cerah. Namun awan kumulus yang luas dan bagian dasarnya lebih hitam dapat meramalkan akan adanya hujan yang lebat disertai guruh dan angin ribut. 3. Awan stratus, memiliki ciri-ciri halus, berlapis-lapis, berwarna kelabu yang menutup seluruh langit dan mengahalangu mata

Kenapa Setelah Gempa Terjadi Kita Merasakan Pusing ?

Biasanya setelah gempa bumi terjadi banyak orang yang merasakan pusing. Hampir setiap orang yang merasakan gempa akan pusing setelahnya. Ini disebabkan karena masalah kejiwaan yang bisa langsung bepengaruh kepada keadaan fisik. Sebab gempa selalu datang secara mendadak. Hal itu menimbulkan satu kondisi diluar kontrol. Dalam kondisi panik maka adrenalin dalam tubuh lebih cepat. Kalau sampai berlebihan masalahnya adalah krisis. Kalau sudah seperti itu pengaruh yang ditimbulkan akibar gempa adalah pusing, keringat dingin, mua, dan sebagainya. Faktor lain yang menyebabkan pusing adalah orang tersebut memang memiliki gangguan di kepala misalnya seperti vertigo. Kalau dalam kondidi seperti ini gampang sekali orang itu pusing saat guncangan gempa terjadi. Vertigo malah akan lebih riskan karena posisi kepalanya dapat "berubah", pusingnya akan lebih terasa. Dan itu adalah pusing yang benar-benar pusing, sampai tujuh keliling! Sebenarnya pusing akibat gempa tidak berlangsung lama, se

Bintang

Dengan mata telanjang kita dapat melihat ribuan bintang di langit malam. Jika kit amati dengan cermat akan terlihat bahwa beberapa bintang lebih terang daripada yang lainnya. Bintang yang terang membentuk pola yang bisa kita kenali setiap kali menatap langit dan kita menyebutnya konstelasi. Kita tidak dapat melihat bintang yang sama karena bumi berbentuk bulat dan berputar pada porosnya, kita hanya dapat melihat bintang diatas belahan bumi tempat kita berada. Bumi seolah berada di pusat bola hitam raksasa yang disebut lingkangan bola langit. Manusia yang ada du ujung utara selalu dapat melihat bintang Bajak, tapi tidak pernah dapat melihat bintang Salib Selatan yang hanya dapat terlihat dari ujung selatan. Manusia di dekat khatulistiwa setiap tahunnya hampir dapat melihat semua bintang. Jika kita mengamati langit malam, maka konstelasi bintang akan terlihat bergerak perlahan-lahan dari langit timur ke barat. Ahli astronomi kuno menganggap bahwa bintang-bintang melekat di lingkaran bo

Tata Surya

Setiap harinya matahari terbit dari arah timur dan terbenam ke arah barat saat sore harinya. Matahari seolah mengelilingi bumi namun yang benar adalah sebaliknya. Bumi lah yang mengelilingi matahari. Bumi adalah bagian dari tata surya dan merupakan satu dari sembilan planet yang mengelilingi matahari. Awalnya para ahli astronomi beranggapan bahwa matahari dan planet lainnya mengelilingi bumi. Namun seorang imam Polandia dan juga ahli astronomi, Nicolaus Copernicus (1473-1543), berteori bahwa mataharilah pusat alam semesta dan mataharilah yang dikelilingi bumi serta planet lainnya. Teori ini disempurnakan oleh Johannes Kepler yang menjelaskan jalur orbitan planet berbentuk elips. Tata surya adalah susunan benda langit yang terdiri dari matahari, sembilan planet, satelit pengiring planet, komet/bintang berekor, asteroid, dan meteroit. Tata surya diperkirakan terbentuk 4.600 juta tahun yang lalu, merupakan hasil gumpalan gas dan debu. Teori ini dikenal dengan istilah Teori Kondensasi