Teori Evolusi
1. Plato dan Aristoteles
Plato (427-347 SM) dan muridnya, Aristoteles (184-322 SM), telah mengamati bahwa terdapat keanekaragaman makhluk hidup. Menurut Plato keanekaragaman dalam suatu populasi merupakan variasi yang tidak sempurna dari suatu bentuk yang ideal. Menurutnya evolusi akan berakibat tidak baik organism yang sudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Aristoteles membuat sesuatu gambaran yang berisi susunan makhluk hidup dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Dengan demikian ia telah menyadari adanya tingkatan keanekaragaman makhluk hidup tetapi tetap menganggap bahwa setiap spesies bersifat tetap.
2. Carolus Linnaeus
Ia memiliki julukan Bapak Toksonomi karena membuat suatu aturan tata nama yang disebut Sistem Nomenklatur Binomial untuk makhluk hidup. Linnaeus, sebagai seorang taksonomi, mempercayai paham special creation (setiap spesies mempunyai struktur dan fungsi yang khas) dan fixity species (spesies bersifat permanen atau setiap spesies sudah mempunyai tempat pada kehidupan di alam). Penelitiannya dalam hibridisasi menunjukkan bahwa suatu spesies dapat berubah seiring dengan waktu.
3.Lamarck
Teori evolusi pertama kali dikemukakan oleh Lamarck (1744-1829) melalui pengamatan terhadap fosil serta makhluk hidup yang ada pada saat itu, dia melihat bahwa makhluk hidup mengalami perubahan bentuk. Lamarck jua mempercayai bahwa terdapat hubungan kekerabatan di antara makhluk hidup. Evolusi terjadi karena kecenderungan makhluk hidup untuk menjadi lebih adiftif terhadap lingkungannya. Makanisme adaptasi yang dikemukakannya adalah dipakai dan tidak terpakai serta pewaris sifat yang diperoleh. Maksud dari “dipakai” adalah bahwa suatu sifat atau bentuk organ yang diperlukan makhluk hidup untuk bertahan hidup akan semakin besar dan kuat. Misalnya yang terjadi pada leher jerapah yang semakin panjang. Lamarck adalah orang yang pertama kali berani menyatakan bahwa keanekaragaman hayati disebabkan oleh proses evolusi
4. Cuvier
George Cuvier (1762-1832) merupakan orang pertama yang menggunakan perbandingan anatomi untuk mengembangkan system klasifikasi hewan. Cuvier juga merupakan ahli paleontology yang mengamati fosil pada lapisan-lapisan sedimen di muka bumi. Bukti fosil memperlihatkan bahwa setiap laisan sedimen tanah memiliki sejarahnya masing-masing. Lapisan sedimen yang berdekatan memiliki fosil yang lebih mirip satu sama lain daripada lapisan yang letaknya berjauhan. Bukti yang diperoleh Cuvier tersebut mendukung teori evolusi. Namun, sebagai seorang yang menyakini asas special creation dan fixity of species, Cuvier berpendapat bahwa perbedaan jenis fosil antar lapisan disebabkan oleh suatu bencana. Misalnya makhluk hidup di suatu lapisan musnah akibat bencana, mahkluk hidup yang berada di lapisan atasnya berasal dari daerah lain yang pindah ke daerah tersebut.
Sumber : Biologi untuk SMA dan MA Kelas XII Program IPA
Komentar
Posting Komentar